Banyak orang tidak takut mati, tapi bukan karena mereka pemberani, melainkan
karena sudah tidak tahan menghadapi kerasnya kehidupan. Banyak orang berusaha untuk tetap hidup apapun caranya dan berapapun harganya, karena mereka menghindari kematian yang begitu misterius sehingga tampak mengerikan.
Aku akan selalu siap menghadapi derasnya gelombang kehidupan dan aku pasti dapat bertahan. Itu semua karena Tuhan yang memberikan aku kekuatan untuk dapat menanggung tiap tantangan dan pencobaan yang datang. Aku juga tidak takut menghadapi kematian, bukan karena aku bernyali, tetapi karena karunia Allah yang demikian besar, sehingga aku memperoleh jaminan keselamatan melalui Anak-Nya, Yesus Kristus, yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untukku.
Bagiku, tidak ada lagi misteri; tidak ada lagi yang menjadi rahasia, dan tidak ada lagi keraguan, baik tentang kehidupan, maupun tentang kematian. Tentang kehidupan, Tuhanku telah berfirman: “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.
Mengenai kematian, Tuhanku telah menjanjikan surga yang kekal, bukan karena perbuatan-perbuatan baikku–karena sesungguhnya aku ini sejahat-jahatnya manusia–dan bukan pula karena amal ibadahku–karena apalah artinya amal ibadahku jika dibandingkan dengan kemurahan Tuhan yang luar biasa itu? Janji Tuhan akan surga tidak bergantung pada upayaku, tapi murni karena perbuatan-Nya yang kekal dan tak berubah–dengan demikian, surga menjadi sebuah kepastian, bukan sekedar harapan-harapan yang tak menentu.
Yesus Kristus. Dialah Pribadi yang sanggup mengubahkan dan menguatkan hidupku serta menjamin kehidupan setelah matiku. Dalam keilahian-Nya Ia rela turun ke dunia dan berbela rasa dengan manusia, menjadi satu-satunya manusia yang tak berdosa. Tak hanya berbela rasa, Ia melakukan lebih lagi. Yesus, Pencipta langit dan bumi, rela mati dengan cara yang paling keji: tergantung di atas salib di Kalvari. Ia rela menanggung semua kutuk dan derita demi aku, semata-mata karena kasih sayang-Nya yang begitu besar kepadaku.
“Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar–tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati–. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa”. Itulah sepenggal kalimat ilahi yang kuyakini dan senantiasa menggetarkan hatiku ini. Aku ini orang jahat. Aku ini pelaku dosa–baik yang hitam maupun yang putih. Aku ini selayaknya dimurkai Allah dalam kekelaman-Nya, dalam neraka-Nya yang menyala-nyala. Tapi syukurlah, Darah Kristus telah tercurah, membebaskanku dari penghukuman Allah!
Aku percaya, bahwa sekali Tuhan mengasihi, Dia akan mengasihi selamanya. Kasih-Nya tak hanya kekal, tapi juga tak tergoyahkan. “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Manusia hanya bisa memisahkan jiwaku dengan raganya, namun tak pernah bisa memisahkanku dari kasih-Nya! Inilah yang membuatku sanggup menghadapi semua tantangan hidup dan membuatku berani menghadapi kematian jika waktunya tiba nanti.
Write : Stepanus Pigai
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !