Terkadang tanpa sadar saya melupakan begitu saja sikap, perbuatan
dan perlakuan saya kepada orang lain atau kepada saudara saya atau
mungkin kepada orang yang berjasa dalam melahirkan saya ke dunia ini
yaitu ibu ku Mote Nago A dan Bapanda ku Yulianus Pigai.
Terkadang saya memperlakukan ibu dan ayah ku ibarat seorang pembantu yang dengan entengnya tanpa dosa saya menyuruh untuk melayani semua kebutuhan. Tanpa saya sadari kerkadang saya membentak dan marah kepada kedua orang tua ku.
Terkadang saya memperlakukan ibu dan ayah ku ibarat seorang pembantu yang dengan entengnya tanpa dosa saya menyuruh untuk melayani semua kebutuhan. Tanpa saya sadari kerkadang saya membentak dan marah kepada kedua orang tua ku.
Bapak dan ibu adalah dua sosok yang seharusnya kita muliakan, kita hormati dan kita perlakukan bahkan laksana seorang raja dan permaisurinya. Yang kita siap sedia membantu meringankan beban hidupnya, meringankan pekerjaannya bukan malah sebaliknya kita membuat mereka seolah-olah takberhenti bekerja.
Dikala kita masih dikandungan Ibunda dan ayanda dengan ikhlas merawat kita, membawa kita kemanapun mereka pergi walupun dengan beban yang sangat berat. Belum lagi ketika mau melahirkanpun kita ibu berjuang antara hidup dan mati untuk bisa melahirkan kita ke dunia ini.
Setelah lahir dengan selamat kitapun disambut dengan riang gembira,
tanpa merasakan lagi sakit yang amat sangat. Seolah-olah sakit yang baru
saja ia rasakan sudah sembuh dengan kehadiran kita.
Belum lagi kekhawatiran kedua orang tua kita ketika usia kita menginjak dewasa mereka pun dengan susah payah mencarikan uang untuk menyekolahkan kita bila perlu mencarikan lembaga pendidikan yang favorit atau yang bisa membuat kehidupan kita lebih baik dari kehidupan yang sedang mereka jalani saat ini.
Belum lagi kekhawatiran kedua orang tua kita ketika usia kita menginjak dewasa mereka pun dengan susah payah mencarikan uang untuk menyekolahkan kita bila perlu mencarikan lembaga pendidikan yang favorit atau yang bisa membuat kehidupan kita lebih baik dari kehidupan yang sedang mereka jalani saat ini.
Bahkan untuk seorang anaknya seorang ibu atau ayah rela untuk
mengorbankan semua harta bendanya dikala kita sakit atau disaat kita
membutuhkan uang untuk melanjutkan sekolah, mereka dengan rela menjual
harta benda yang mereka miliki, agar kita bisa menjadi sukses dan
berhasil.
Begitu besar pengorbanan orang tua kepada kita tapi balasan bagi
mereka malah sebaliknya. Benarlah apa yang dikatakan Peribahasa “ air susu dibalas dengan air tuba”.
Ayah dan ibu kita menyayangi kita sepenuh hati tapi kita menyanginya
separoh hati..
Padahal kita bisa membalas budi kepada orang tua kita.!
Padahal kita bisa membalas budi kepada orang tua kita.!
mana susu yang kita minum yang diberikan oleh ibu kita dengan ikhlas
tanpa minta imbalan sedikit pun.!
mana bubur yang selalu kita makan setiap hari.!
mana baju yang kita pakai setiap hari.!
mana uang sekolah dan uang jajan yang kita pakai untuk kesenangan kita dan mana.!
mana bubur yang selalu kita makan setiap hari.!
mana baju yang kita pakai setiap hari.!
mana uang sekolah dan uang jajan yang kita pakai untuk kesenangan kita dan mana.!
(masih banyak lagi) yang seandainya bapak ibu kita minta imbalan itu
tentu kita tidak bisa membalasnya walaupun dengan uang banyak sekalipun.
Salah satu bentuk kedurhakaan seorang anak terhadap orang tuanya yang
sering dilakukan adalah dengan berkata-kata kasar. Padahal Ibu selalu
melayaninya kebutuhan kita walau terkadang diluar kemampuannya dengan
ridha dan ikhlas terhadap anak-anaknya meskipun mereka dalam keadaan
sedang sakit.
Untuk anakku yang kasihi….
Dengarlah ini, nak….
Mungkin Ayah & Ibu tak bisa memberikanmu harta
Tak juga bisa memberikan mu tahta
Ayah & Ibumu hanya bisa memberikan mu pesan-pesan
Untuk bisa kau jadikan bekal dan tongkat di dalam hidupmudi rantauan orang
Agar kau bisa menjadi manusia tegar dan kuat
Dalam menjalani hidupmu
Lebih tegar dan kuat dari Ayah & Ibumu
Tapi tetap peganglah martabat dan nama baik keluarga
“Jadilah pejuang, jangan jadi pengecut….”
Karena dunia sudah cukup penuh sesak dengan pengecut kehidupan
“Jadilah pemaaf dan pengampun, jangan jadi orang bodoh….”
Karena samudera maaf kini sudah mulai dangkal dikikis oleh pengkhianatan militery..
“Jadilah seorang yang menghargai waktu, jangan jadi pengobral janji….”
Karena dunia berputar begitu cepat dan waktu tak dapat berulang kembali
Jikalau engkau sudah merasakan hawa duniawi kelak,
Tetaplah berjaga-jaga senantiasa
Karena apa yang kau lihat dan rasakan kelak
Hanyalah semu belaka
Tetaplah menjadi manusia kuat, tapi jangan sampai jadi manusia angkuh
Tetaplah menjadi manusia sabar, tapi jangan mau dibodohi oleh kehidupan di sekelilingmu
Tetaplah menjadi manusia ikhlas, tapi tetap punya martabat dan harga diri
Tetaplah pasrah pada kehendak Tuhan, tapi tetap terus berjuang demi hidupmu
Ayah & Ibu akan terus menjaga dan mendoakan yang terbaik buatmu, anakku
Dirimulah yang akan mengubur kisah masa lalu orang tuamu dan menanaminya dengan benih kebajikan
Dirimulah yang akan menghantar doa-doa ayah Ibumu dalam rupa kebahagiaan
Karena kelak engkau akan menjadi pendoa bagi Ayah Ibumu….
Karena hanya padamu lah harapan dan cita-cita kami digantungkan
Seketika pesan sedang disampaikan dari kedua orang tua ku, aku telah terjatuh tuturan air mata dan membasahi kedua pipi ku, lalu aku telah sadar dan berpikir dalam hati yang mendalam. Hay ayah dan ibundah ku aku tak akan membalas apapun terhadap jiwa kesetiaan mu terhadap aku anak yang selalu menyakiti perasaan kalian berdua, melalui perbuatan dan ucapan kata-kata kotor yang selama telah berlalu ini, terhadap ibunda dan ayanda kalian berdua. Tetapi terimah kasih karena pengampunan dan pengertian kasih sayang yang mendalam terhadap aku ini.
SALOM AYANDA DAN IBUNDA KU
AYAH. Y. PIGAI & IBU. ENAGO MOTAMADI. A . MOTE
Karya: Makituma Stepanus Pigai
Seketika pesan sedang disampaikan dari kedua orang tua ku, aku telah terjatuh tuturan air mata dan membasahi kedua pipi ku, lalu aku telah sadar dan berpikir dalam hati yang mendalam. Hay ayah dan ibundah ku aku tak akan membalas apapun terhadap jiwa kesetiaan mu terhadap aku anak yang selalu menyakiti perasaan kalian berdua, melalui perbuatan dan ucapan kata-kata kotor yang selama telah berlalu ini, terhadap ibunda dan ayanda kalian berdua. Tetapi terimah kasih karena pengampunan dan pengertian kasih sayang yang mendalam terhadap aku ini.
SALOM AYANDA DAN IBUNDA KU
AYAH. Y. PIGAI & IBU. ENAGO MOTAMADI. A . MOTE
Karya: Makituma Stepanus Pigai
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !