Headlines News :
Home » » Tangisan Ibunda ku sebagai jalan ku

Tangisan Ibunda ku sebagai jalan ku

Written By Unknown on 10 Juni 2013 | 10.6.13


Dipinggir jalan trans nabire meuwodidee ,ibu ku menangis sambil memeluk Aku. Diciumnya kedua pipi ku. Dibelainya kepala aku yang tertutup topi warna putih. Sambil berucap selamat jalan Nak ku.

Indahnya cinta sang ibu. Dengan penuh tangisan ia melepaskan aku. Demi menuntut ilmu. Demi pendidikan. Ya…demi pendidikan. aku  pun tak jauh berbeda. Aku lukiskan lagi rona-rona harapan masa depan ku. aku kuatkan hati ibu ku dengan janji-janjinya yang luar biasa. Ibu ku mulai menjauh, tetesan air mata tetean air mulai deras berjatuhan. Seolah ingin berlari dan memeluk ibuku lagi. Tapi aku berusaha tegar. Aku menahan diri untuk hal tersebut. Aku  pun tersenyum sambil melambaikan tangan ku. Dalam hati kecil ku rasa sedih tak bisa cepat Ku hapuskan.

“Ibu aku sayang ibu, Aku pasti kan sangat merindukanmu, Aku janji bu tak akan pernah mengecewakanmu, aku berjanji bu akan meraih cita-citaku. Cukup doakan saja aku Bu. Doamu sumber kekuatanku.Aku disinipun akan selalu mendoakanmu, menyembuhkan rindu padamu dengan melihat fotomu, Aku tetap akan menjadi anak  ibu. Janji”
Sang anak menghapus air matanya seiring dengan tak terlihatya sang ibu.

Betapa besar kasih sayang  ibu ku. Dia rela melepaskan darah dagingnya jauh darinya. Ingat DARAH DAGINGnya sendiri. Darah daging yang telah dilahirkannya dengan taruhan nyawa. Darah daging yang telah ia susui selama 2 tahun, bahkan lebih. Darah daging yang telah ia ajari doa, darah daging yang ia besarkan dengan keringat dan air mata, darah daging yang sangat dia jaga kesuciannya, darah daging yang senantiasa didoakannya. Didoakan malamnya,didoakannya dalam tiap hembusan nafasnya. Dididiknya dengan dasar tiga pilar huum, dibimbingnya dengan bimbingan yang diajarkan Tuhan, dituntunnya agar bisa menghadapi segala cobaan dan rintangan.

Ingatkah kalian, ketika suatu ketika kalian gagal dalam sebuah ujian..?

 Ibu ku..?                               

siapa tempat bersandar setelah mengelu pada Tuhan...?

Siapa yang menyemangati kalian..? 

ibu ku..?                                                                                                                                                     

Kalian takkan pernah berarti tanpa seorang perempuan nan luarbiasa ini.

Saat kalian pulang dengan wajah masam, siapa yang pertama jadi pelampiasan? Terkadang, tanpa sadar ibu lah tempat pelampiasan. Padahal ibu tak mengetahui apa yang baru saja terjadi. Ibu tak mengetahui duduk perkaranya. Namun karena ia adalah wanita yang luar biasa, ia tak akan balas masam pada kalian, tapi dengan lembut menenangkan hati kalian. Dengan penuh kehangatan ia peluk tubuh kalian yang penuh dengan kemasaman. Hingga tersadar betapa tidak akan berartinya kalian tanpanya. Betapa tak berdayanya kalian tanpanya. Ini bukan mengesampingkan Tuhan. Tuhan tetap yang pertama dan paling utama. Namun saya dan kalian semua manusia biasa, tak mungkin lepas dari peran manusia lain. Iya kan??

Kebiasaan berada disamping ibu, kebiasaan dibelai ibu, kebiasaan ditenangkan ibu akhirnya terlepas saat kalian kuliah di tanah orang. Saat pulang dari kampus, tak ada sambutan ibu. Terkadang tak ada makanan di kos, tak ada yang menyucikan baju, tak ada yang menyetrikan baju. Dan saat itu kalian semua tersadar. Ibu bukan pembantu.

 Hidup ditanah orang, merantau nan jauh dari orangtua, menuntut ilmu di sebuah perguruan. Ya…kita saat ini..saya dan kalian semua.

Saya dan kalian yang menghadapi kenyataan ini.

Maka jagalah kepercayaan mereka terhadap kita. Jadilah manusia yang amanah dalam mengemban tangung jawab. Dan terus semangat menggapai angan dan cita-cita. Hingga suatu saat, kita semua bertemu dengan keluarga besar kita masing-masing disaat jas wisuda terpasang rapi ditubuh kita. Dengan bangga keluarga tercinta menyalami kita. Berfoto bersama dan kembalilah ciuman dan pelukan hangat sang ibu. Bukan hanya ibu, tapi ayah dan saudara-saudara kita. Mereka bangga menjadi bagian dari kita semua. Bayangkan teman ketika nanti kita mengenakannya. Tumbuhkan semangat kalian untuk mencapainya. Tegarkan jiwa kalian.

Tidak berhenti sampai disitu. Tekadkan dalam hati kalian, bahwa kalian semua akan membalas jasa-jasa ibu dan  ayah  kalian. Jadi manusia yang bermanfaat untuk umat, jadi manusia yang bermartabat, yang tetap dalam orbit agama dalam melangkah hidup nya.

 

Terimah kasih Ibundah ku

 A. MOTENAGOO MOTE...

 

By: Step Makituma Pigai


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

make an animated gif

Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Bintang Kejora

Bintang Kejora

Mau Ikutan? Klik Join

 
Support : Creating Website | WEST PAPUA | WEST PAPUA
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. GORESAN ANAK RANTAUAN - All Rights Reserved
Template Design by NP_Muye Published by GORESAN ANAK RANTAUAN