Pic/Dokument Google |
Di setiap titik jalan menuju bundaran HI, sebelum 500 m hingga 1 km jarak dari Bundara Hotel Indonesia (HI) Polisi (berpakain preman, dan mengenakan baju dinas) dan Brimob melakukan pengawalan ketat dan penghadangan dengan kekuatan penuh.
Massa aksi di arahkan dengan kekuatan penuh oleh militer dibagi dalam dua titik kumpul. Bagian barat dari HI, tepat di depan bank BCA, kira-kira 500 m dari Bundaran HI dan masa aksi lainnya tepat di depan kedutaan besar Jerman, kira-kira 500 m sebelum HI. Kemudian, massa aksi lain bersama Mobil komando ditahan di depan bank Sulut, jarak 150 m sebelum HI.
Kronologis singkat aksi Penghadangan di depan bank BCA
Massa aksi tiba sekitar pukul 08.30 waktu Jakarta (selanjutnya wj) di HI. Setelah tiba, massa dikawal ketat oleh aparat kepolisian dari berbagai satuan diantarannya Sabhara 2 Peleton, satuan Intel dan polisi lalu lintas 1 peleton dengan kekuatan penuh siaga darurat, pukul 09.00 wj. Massa melanjutkan dengan orasi bergantian sambil menunggu kawan-kawan dari Tangerang, Tebet, mobil komando dan dari beberapa titik-titik lainnya.
Terlihat kawan-kawan dari LBH Jakarta yang juga siap mengadvokasi aksi AMP dan Pendamping Hukum AMP sedang bernegosiasi karena, Kepolisian berkekuatan penuh mengepung massa aksi. Orator meminta pihak aparat untuk membuka barisan menuju ke bundaran HI. Tetapi, aparat kepolisian tetap keras dan memaksa massa aksi untuk bubarkan diri dari titik kumpul.
Massa aksi tidak terima dan siap membongkar blokade aparat kepolisian selama 20 menit. Orator mengajak massa untuk kembali ke barisan massa, Kepolisian memaksa untuk membuka baju, kalung, topi, gelang, noken dan kain ikat kepala yang bermotif bintang kejora yang dikenakan massa aksi. Aparat kepolisian tidak berhasil sita. Atribut bermotif bintang kejora hal itu dicegah oleh tim Pendamping Hukum aksi AMP lalu massa lanjut orasi. Beberapa menit kemudia, tiba-tiba aparat Brimob Polda Metro Jaya satu Pleton dengan kekuatan penuh memasuki dalam barisan. Kedatangan Brimob menambah situasi sangat mengcekam.
Pukul 10.00 wj, Massa lanjut berorasi bergantian sambil tim advokasi hukum bernegosiasi dengan aparat kepolisian untuk membuka blokade sesuai kesepakatan titik kumpul aksi di Bundaran HI long march menuju istana Negara colonial sebagai titik akhir aksi. Tetapi, aparat kepolisian bersikap keras memberikan alternatif untuk naik bus yang disiapkan oleh aparat kepolisian menuju ke patung kuda lalu lanjut long march aksi ke istana Negara Kolonial. Tim pendamping Hukum dan beberapan kawan-kawan turun negosiasi dengan Kasat Intelkam Polda Metro Jaya.
Pukul 10.43 wj massa aksi merapatkan barisan lalu diajak oleh orator untuk menggeser ke bagian jalan untuk rencana menuju pada titik kumpul aksi di Bundaran HI dan menunggu kawan-kawan dari beberapa titik yang telah dihadang oleh aparat kepolisian dengan kekuatan penuh.
Massa mulai merapat ke jalan pertama tiga langkah, kedua dua langkah dan ketiga satu langkah seketika massa bergeser Ke Jalan, Aparat kepolisian dengan perlengkapan Gas Air Mata du buah dengan bersamaan Satuan Sabhara dan Satuan Lalu Lintas mengepung massa aksi dan tidak bisa bergerak. Kemudian, orator mengajak massa aksi tetap dalam barisan satu komando, satu tujuan ajak orator.
Pukul 11.00 wj, Massa aksi negosiasi dengan pihak aparat. Tetapi, tidak ada kesimpulan kesepakatan lalu massa dengan mencoba mendobrak blokade aparat kepolisian tiga kali. Namun, tidak berhasil dan situasi itu aparat gabungan kepolisian memakai untuk mengacaukan situasi dengan semprot gas air mata ke arah massa aksi delapan kali, lempar batu, kayu dan aparat juga membuang tembakan peluru karet satu kali dan peluruh asli satu kali. Kemudian, tidak terhindarkan situasi dan Massa Aksi atas nama :
1. Niko Suhun (Laki-laki/23 Tahun) kena timah gas air mata di leher dan jatuh di tempat. Saat ini kritis di Rumah Sakit.
2. Demison Wakur (Laki-laki/21 Tahun) kena gas air mata di kepala dan jatuh di tempat.
3. Arif (Laki-laki/22 Tahun) ditendang dipaha dan bengkak.
4. Zeth tabuni (Laki-laki/26 Tahun) dikepung, keroyok dari aparat kepolisian dan picah di pelipis mata. Korban atas nama Zet Tabuni dikeroyok seketika melihat dan menolong Niko kena timah lalu jatuh.
Kemudian, massa aksi kumpul di depan gedung menara BCA. Kepolisian pun tetap mengepung dan menginterogasi massa, menendang memakai sepatu laras dan memukul dengan rotan di depan gedung BCA sekitar satu stengah jam, 11.00-12.20 wj.
Setelah interogasi pukul 12.20 aparat kepolisian memanggil bus, mengarahkan massa naik kedalam bus, masing-masing sembilan orang satu bus dan bus yang dipakai 2 bus antar balik sekitar beberapa kali (belum bisa pastikan) menuju Polda Metro Jaya.
Lalu massa tiba di Aula Sabhara Polda Metro Jaya pukul 13.00 wj, kemudian sampai di Aula Sabhara, kami dimintai data-data oleh anggota Brimob Polda Metro Jaya. Tetapi, massa menolak itu. Kasat Sabhara Polda Metro Jaya meminta massa untuk baris kemudian, memimpin aba-aba memisahkan massa dua kelompok; perempuan di belakang dan laki-laki di depan.
Massa tenang sampai pihak pendamping Hukum AMP dan LBH Jakarta datang mengurus administrasi. Kami mengisi formulir untuk investigasih data dan kami dimintai foto investigasih. Sekitar pukul 13.30 wj, kami diteror, intimidasi dan beberapa perlakuan tidak manusiawi lainnya. Kemudian, kami disuruh pulang sekitar pukul 17.00 wj. Kami bergabung dengan kawan-kawan (ratusan Mahasiswa lain) di halaman Polda Metro Jaya.
Kronologis Singkat Penghadangan di depan Kedubes Jerman
Polisi Memukuli masa aksi ketika berorasi |
Tepat pukul 07; 30 wj, Pagi, Massa aksi gabungan, Mahasiswa dari kota studi Yogyakarta dan mahasiswa asal kab. Yahukimo di Jakarta, melakukan perjalanan dari asrama penghinapan Condet, Jakarta Timur, menuju Bundaran HI (Titik kumpul), Jakarta Pusat. Pertengahan jalan, tepat di jln. Merdeka, Si Jantung, jakarta Timur, Pukul 8.35 wj, sempat ada penghadangan ketat oleh gabungan Polisi dan Brimob. Namun, setelah melakukan negosiasi oleh LBH Jogja, kemudian kepolisian melakukan pemeriksaan dan penyitaan baju bermotif bintang kejora. Kemudian, dipersilahkan jalan dalam pengawalan yang ketat.
Sesampai di daerah bundaran HI, jarak 150 meter sebelum Bundaran, tepat di depan Bank Sulut ada penghadangan ketat oleh pihak Kepolisian dengan kekuatan penuh, lalu masa aksi turun disana karena, mobil tidak memungkinkan untuk bisa masuk kedalam.
Kemudian, pukul 09;20 wj, masa aksi melakukan long march menuju Bundara HI sambil bergabung dengan massa aksi dari Bandung yang sudah ada dahulu.
Tepat di depan kedutaan besar Jerman, Polisi (mengenakan pakaian dinas dan biasa) gabungan Brimob menggunakan alat perang lengkap melakukan penghadangan ketat dengan kekuatan penuh. Sehingga, masa aksi belum bisa masuk ke titik kumpul.
Ada 4 mobil Dalmas yang siap semprotkan Gas air mata, 2 Mobil patroli, 3 bus Dalmas dan belasan hingga puluhan motor kros (sabhara motor) milik Brimob dan Satlantas pun diparkir mengelilingi masa aksi. Kemudian, pada pukul 09;25 wj massa aksi berada dalam kepungan yang ketat dan semakin mengepung dekat sehingga massa aksi duduk di atas panas aspal jalan.
Selama penghadangan, beberapa LBH juga melakukan negosiasi. Namun, tidak ada jawaban yang pasti. Hukum tidak menjamin nilai-nilai dan tidak berlaku ketentuan-ketentuan yang ada. Dalam kepungan itu pun, massa aksi tidak tinggal diam. Mereka terus melakukan berorasi bergantian dan saling mengucapkan selamat ulang tahun Untuk West Papua.
Pada pukul 11.10 wj, atas dasar alasan yang tidak jelas, kepolisian mengeluarkan ketegasan soal waktu demo dibatasi sampai pukul 12.00 wj.
Namun, berorasi dan yel-yel pun terus disuarakan oleh massa aksi. Kawan-kawan LBH dan pendamping Hukum AMP juga terus melakukan Negosiasi.
Tepat pukul 12.00 wj, berjumlah 150-an massa aksi di arahkan ke dalam 3 Truk Dalmas, 3 Bus Dalmas dan 1 buah Mobil angkutan kota (Mtro mini) secara paksa. Kemudian, massa dibawa ke kantor Polda Metro Jaya. Di sana, massa disuruh duduk di teluk lapangan milik kepolisian.
Sekitar pukul 13.35 wj, massa aksi diperbolehkan untuk pulang ke tempat penginapan atas perintah Tito Karnavian. Namun, massa berkomitmen untuk menunggu hingga kawan-kawan massa aksi dari Bogor, Semarang-Sala Tiga, Surabaya, Malang, Solo dan Massa aksi dari Tangeran (berjumlah 156 massa aksi) yang di tahan lebih dahulu, yang sedang dalam prosesi interogasi dibebaskan dan pulang bersama.
Setelah pukul 17;00 wj kawan-kawan kami dikeluarkan dan bergabung bersama-sama kami di lapangan tadi. Namun, 22 orang masih di tahan di dalam karena, masih diinterogasi secara serius.
Kemudian, ada jaminan untuk akan di keluarkan kawan-kawan kami berjumlah 22 orang tadi setelah diinterogasi, dari LBH, Panitia, AMP dan pendamping Hukum di perbolehkan pulang atas desakan dan tegasan dari Tito Karnavian setelah KOMNAS HAM tiba di kantor Polda Metrojaya.
Tepat pukul 11.00 wj, 20 orang kawan-kawan kami ditahan sampai hari ini. Namun, 2 orang lainnya, dalam pembicaraan kepolisian atas negosiasi yang sangat panjang, kawan kami 2 orang akan dibebaskan pada hari jumat besok, setelah tiga hari dalam penjara.
Kronologis Penghadangan dan Penangkapan Mobil Komando
Pagi sekitar Pukul 06;30 wj, 7 mahasiswa Papua menggunakan mobil komando membawa peralatan aksi dari Jengki menuju kantor LBH di Cikining untuk memasang peralatan aksi. Setelah memasang peralatan aksi di mobil komando sekitar 07;30 wj, 7 mahasiswa menggunakan Mobil tadi melanjutkan perjalanan menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat.
Dalam perjalanan menuju ke Bundaran HI di daerah Cikining ada sekitar 7 polisi menggunakan Motor menghadang mobil komando, tetapi 7 mahasiswa berhasil melewati hadangan tersebut dan melanjutkan perjalanan.
Sekitar pukul 08;30 wj mahasiswa yang membawah mobil komando dan peralatan aksi tiba di perempatan Lampuh merah Jalan Angsa Sulut. Semua kendaraan (Roda dua atau pun Roda empat) tidak di perbolehkan ke arah HI (kecuali milik TNI/Polri). Namun, diarahkan ke Graha mandiri. Mobil komando juga diarahkan ke Monas.
Setelah putar di Monas Mahasiswa yang ada di mobil komando kembali ke HI untuk bergabung bersama massa aksi. sekitar pukul 09;00 wj tiba di perempatan lampu merah Jln. Angsa Sulut, puluhan gabungan TNI/Polri menahan mobil komando dan menyuruh mahasiswa yang ada di mobil komando untuk turun dengan paksa. Tetapi, massa tidak mau turun dari mobil komando dan secara paksa puluhan personil gabungan TNI/Polri menurunkan mereka dan mengakibatkan saling dorong.
Kemudian, melihat aksi saling baku dorong antar massa dan puluhan TNI/Polri, beberapa LBH datang melakukan negosiasi dan berhasil di tenangkan. Tetapi, mobil komando dan puluhan massa ada dalam kepungan gabungan TNI/Polri.
Tepat pukul 12.15 wj secara paksa Mobil komando diangkut menggunakan Mobil Derek milik Satlantas Metro Jaya, lalu di antar ke Lantas Pancoran. Saat ini kondisi mobil komando mengalami kerusakan di Kaca dan lampu cen bagian kanan depan Mobil.
Mobil komando diangkut bersamaan pada saat kepolisian melakukan penangkapan terhadap massa aksi.
Sumber: http://www.ampnews.org/2015/12/kronologis-aksi-1-desember-2015-di.html
Selasa, 1 Desember 2015
Komite Pusat Aliansi Mahasiswa Papua
Jefri Wenda
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !